5.30.2013

. . . Bahkan satu titik-pun bermakna dalam . . .

Suatu ketika, di kelas Pasca Sarjana, mata kuliah Teaching Practice

Pagi itu kami sedang berdiskusi tentang RPP seorang teman dengan mata kuliah Reading.

Dosen saya bertanya "kenapa titiknya harus tiga?"
Saya menjawab dengan lantang "karena itu standard dalam pembuatan soal ma'am"
Beliau tidak lantas mengiyakan, beliau menambahkan pertanyaan "apa alasan dibalik jumlah titik yang hanya tiga?"
Beliau terlihat cukup emosional, hingga ahirnya ada seorang teman yang mengangkat tangan dan berujar "Titik yang dipakai hanya tiga karena di akhir soal sudah terdapat satu titik, yang artinya jumlah titik ada empat."
Beliau tersenyum lega karena pada akhirnya beliau tak lagi harus menjelaskan sesuatu yang sebenarny sudah kami pelajari pada perkuliahan semester 1.


Titik . . . .

it's a very simple thing but it has a deep meaning, it's not only a dot, it's more than that.

Dari sini saya berusaha memahami suatu fakta tentang saya, yang selama ini seringkali memperhatikan detil-detil yang mungkin bagi orang lain tak berarti apapun.

Selagi masih dalam batas wajar, apa yang selama ini saya lakukan ternyata memang harus dilakukan.



-Vie


       




2 comments:

Febrianakp said...

tapis saya masih penasaran miss, jadi kenapa harus ada 4 titik kalau begiu? apa karena itu sebuah intonasi baca dengan 4 titik tersebut? *penasaran*

Unknown said...

jadi sebenarnya standar jumlah titik yang dipakai untuk pembuatan soal itu ada 4 feb :)
tapi seringkali kita2 fahamnya cuma ada 3. why? bcoz most of us.. ga notice titik yang ada dibelakang soal. for example: she likes this type of . . . .
naah the last dot itu ends the sentence.